Definisi Ghibah :
Menurut bahasa : Kebalikan dari yang nyata
Menurut istilah : Seorang muslim yang menyebut saudaranya dengan sebutan yang tidak dia sukai, baik dengan kata – kata maupun dengan tulisan. Ketika dia tidak ada.
Rasulullah bersabda kepada para sahabatnya, pada suatu hari : “ Taukah kalian apakah ghibah itu? Mereka menjawab: Allah dan rasulullah lebih tau. Rasulullah bersabda: Engkau menyebut saudaramu dengan sebutan yang dia tidak suka. Mereka berkata: ya Rasulullah, bagaimana jika yang saya katakan itu benar?, Rasulullah bersabda: jia yang engkau katakan itu benar, maka itulah ghibah. Dan jika yang engkau katakan itu tidak benar maka itu adalah dusta.” (HR. Muslim)
Bentuk – bentuk ghibah
- Menyebut cacat fisik
- Menyebut cacat duniawi
- Menyebut cacat keluarga
- Menyebut cacat moral
- Menyebut cacat penampilan
- Buruk sangka tanpa bukti
- Mendengar orang yang ghiba
Hukum ghibah
1. Ghibah yang diharamkan
Allah brfirman : janganlah sebahagian kamu mengunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Danbertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang ( QS. 49:12 )
Rasulullah bersabda: ketika saya dimi’rajkan, saya melewati sebuah kaum. Mereka memiliki kuku dari tembaga. Mereka mencakar habis muka dan dada mereka. Saya berkata: mereka adalah manusia – manusia yang memakan daging saudaranya , melanggar kehormatannya”. ( HR. Abu Daud )
Dalam hadist yang lain di riwayatkan dari Rasulullah bahwa: Rasulullah berkata kepada ’ Aisyah yang telah berkata. Ya Rasulullah, cukuplah bagimu sofiyyah yang telah berkata begini begitu. Rasulullah berkata: wahai ’ Aisyah sungguh engkau telah berkata dengan kata – kata yang andaikan di campur dengan air laut, air laut tersebut akan terwanai semua
Dalam hadist yang lain Rasulullah bersabda: seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Tidak boleh menghinatinya, membohonginya dan merendahkanya. Setiap muslim terhadap muslim yang lain haram kehormatanya, hartanya dan darahnya. Taqwa itu di sini ( sambil nunjuk ke dadanya ). Cukuplah kejahatan seorang muslim apabila itu menghinakan saudaranya sesama muslim.
2. Ghibah yang di perbolehkan
- Dalam rangka mengadukan kedzaliman. Allah berfirman: Allah tidak menyukai ucapan buruk. (yang di ucapkan ) dengan terang kecuali oleh orang yang di aniaya. Allah adalah maha mendengan lagi maha mengetahui. ( QS. 4: 148 )
- Meminta tolong untuk merubah kemunkaran. Rasulullah bersabda: barang siapa diantara kalian yang melihat kemunkaran hendaknya dia rubah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan itulah selemah – lemah iman.” ( HR. Muslim )
- Dalam rangka meminta fatwa. Rasulullah bersabda dalam hadist yang panjang: Ambilah sekiranya cukup untukmu dan anakmu dengan baik.” ( HR. Bukhari )
- Dalam rangka memberi peringatan kepada kaum muslimin. Rasulullah berkata kepada fatimah: adapun muawiyah dia adalah lelaki yang miskin dan abu jahmadalah laki – laki yang tidak pernah meletakkan tongkat dari pundaknya. ( HR. Muslim )
- Bagi orang yang mujaharah ( terang – terangan dalam berbuat dosa ) Rasulullah bersabda: setiap umatku diampunkan dosanya kecuali orang – orang mujaharah, dan termasuk mujaharah adalah seorang yang melakukan kemaksiatan di malam hari hingga pagi hari Allah telah menutupi kemaksiatan tersebut. Akan tetapi dia berkata: wahai fulan, semalam saya melakukan ini dan itu, pada hal Allah telah menutupi kemaksiatan tersebut. Tapi di pagi hari dia buka tutup Allah itu.
Sebab – sebab Ghibah
1. Tidak ada adanya Tabbayun. Allah berfirman: hai orang – orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaanya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu. ( QS. 49:6 )
2. Marah. Rasulullah bersabda: siapa yang menahan marah padahal dia mampu melampiaskannya. Di hari kiamat Allah akan memanggilnya dihadapan seluruh manusia. Sehingga di memilih bidadari yang di kehendaki untuk di nikahkan dengannya ( HR. Abu Dawud, Tirmidzi. Ibnu Maja dan Ahmad )
3. Lingkungan yang jelek
4. Hasud. Rasulullah bersabda: “ janganlah kalian saling hasud, saling memutus hubungan, saling membenci saling membelakngi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara”. Dalam hadist yang lain Rasulullah bersabda: hasud itu memakan kebajikan, bagaikan api memakan kayu bakar”. ( HR. Abu Dawud )
5. Kagum atas diri sendiri. Allah berfirman: “ bukankah aku lebih baik dari orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan, ( perkataanya )? Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas atau malikat datang bersama- sama dia untuk mengiringkannya.” (QS. 43: 52-53)
6. Ummat tidak menjalankan kewajiban
7. Tidak takut akan dampak yang di timbulkan.
Dampak Ghibah
- Hati menjadi keras. Allah berfirman: maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membantu hatinya untuk mengingat Allah mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” ( QS. 43: 52-53)
- Menempatkan diri di tempat yang di benci dan di murkai Allah. Rasulullah bersabda: sesungguhnya seorang hamba berkata dengan kalimat yang di benci Allah, dia tidak menaruh perhatian terhadapnya, akan tetapi kalimat tersebut menjerumuskannya kedalam neraka jahanam”.
- Siksa yang dasyat. Rasulullah bersabda: sesungguhnya dua orang ini sedang disiksa aleh Allah. Padahal mereka tidak di siksa karena sesuatu yang besar. Seorang diantara mereka karena tidak menjaga diri dari kencing, dan seorang lagi karena berjalan di tengah manusia dengan ghibah dan namimah.
- Tidak mampu menjalankan kewajiban. Allah berfirman: dan orang – orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan ( kesalahan ) orang. Allah menyukai orang – orang yang berbuat kebajikan”. (QS. 3: 134 )
- Penakut.
- Terjadi perpecahan dan perselisihan
- Membuka jalan kepada musuh untuk menyerang
Cara mengatasi Ghibah
- Mentarbiyah iman. Allah berfirman di akhirat ayat Ghibah: dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang. ( QS. 49:12)
- Menyadari bahwa setiap yang di ucapkan itu di tulis. Allah berfirman: tiada suatu ucapanpun yang di ucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. ( QS. 50:18 )
- Melakukan tabayim di dalam mensikapi segala sesuatu. Hai orang – orang yang beriman. Jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita. Maka periksalah dengan teliti. Agar kamu tidak menampakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaan yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. ( QS. 49:6 )
- Menahan marah. Allah berfirman: Dan orang – orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan ( kesalahan ) orang. Allah menyukai orang – orang yang berbuat kebajikan “. ( QS. 3:134 )
- Lingkungan yang baik.
- Mengingatkan kepada yang menjadi teladan bahwa seluruh perbuatan mereka di perhitungkan
- Ummat menjalankan kewajibannya terhadap orang – orang yang ghibah
- Menyadari akan akibat ghibah
Karena ini bahan Kulyah dan kita membacanya tanpa dosen pembimbing, maka diharapkan kita membacanya secara perlahan dan dipahami maksudnya….Insya Allah meski tanpa dosen, kalimat-Kalimatnya mudah kita pahami
Semoga kita lebih berhati-hati dalam menjaga lisan kita. Dan semoga kita menjadi paham segala hal yang terkait dengan ghibah yang mungkin selama ini ada yang belum kita pahami.Kalau ada yang masih belum dipahami, bisa di share, ditanyakann di comment, biar Ibu Intan atau ustadz-ustadzah yang lain menjelaskannya.
Oleh : Mulya Setyawan
Bahan Mata Kulyah Akhlak STIDDI Al Hikmah
0 comments:
Post a Comment