Friday 9 August 2013

Mengikuti hawa nafsu

Sudahkah kita hidup sesuai kehendak Allah...ataukah kita lebih memperturutkan hawa nafsu kita ? Sejauh mana bahayanya jika kita memperturutkan hawa nafsu kita? Marilah kita simak materi tentang Ittiba Al Hawa ( Mengikiuti Hawa nafsu). Semoga dengan memahami segala seluk beluk tentang Ittiba Al Hawa,kita mampu mewaspadai diri kita sendiri, bahkan kitapun  mampu mendeteksi secara dini potensi-potensi penyimpangan yang mungkin ada pada anak didik kita, bahkan termasuk anak kita sehingga kita mampu melakukan pencegahan sedini mungkin dan mengarahkan mereka kepada potensi positifnya.
1.      Definisi  Al-Hawa
•       Menurut  Bahasa :
  1. Kecenderungan jiwa terhadap apa yang dia inginkan
  2. Kehendak jiwa terhadap apa yang dia senangi
  3. Mencintai sesuatu dan kecintaan itu telah mendominasi dirinya
       •       Menurut terminologi  syar ’ i : Berjalan mengikuti apa yang di inginkan dan di sukai oleh nafsu
2.      Sebab – sebab ittibaul hawa (mengikuti hawa nafsu)
1.      Tidak biasa mengendalikan diri sejak kecil.
2.      Bergaul dan berteman dekat dengan orang yang suka  mengikuti hawa nafsu.
3.      Lemahnya makrifah (pemahaman) kepada Allah dan hari akhir. Allah Berfirman: katakanlah: “ Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang –
orang yang tidak berpengetahuan?” Dan sesungguhnya telah di wahyukan kepadamu dan kepada ( nabi – nabi ) yang sebelummu: “jika kamu mempersekutukan ( Tuhan ), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang – orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang–orang yang bersyukur”. Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggamannya. maha suci Tuhan dan Maha tinggi dia dari apa yang mereka persekutukan. (QS. 39: 64-67).
4.      Kelengahan orang lain dalam menjalankan kewajibannya. Allah berfirman: Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang má’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang – orang yang beruntung. (QS.  3:104).
Dalam ayat yang lain Allah berfirman: Seruhlah ( manusia ) kepad jalan Tuhanmu. Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalannya dan dialah yang lebih mengetahui orang – orang yang mendapat petunjuk. (QS. 16:125)
5.      Cinta dunia dan lupa akhirat. Allah berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan ( tidak percaya akan ) pertemuan dengan Kami , dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tentram dengan kehidupan itu dan orang – orang yang melalaikan ayat – ayat kami, mereka itu ialah tempatnya neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan. ( QS.  10: 7-8 ) dalam sebuah hadist Rasullullah bersabda: Orang yang cerdik adalah orang yang merendahkan diri dan bekerja untuk hari setelah mati. Orang lemah adalah yang senantiasa mengikuti hawa nafsu dan selalu berharap pada selain Allah.
6.      Tidak tahu akan akibat mengikuti hawa nafsu.
3.      Dampak mengikuti hawa nafsu.
1.      Berkurang dan terkikisnya ketaatan.
2.      Hati berpenyakit, mengeras dan kemudian mati. Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya seorang mukmin jika berbuat dosa, akan terjadi titik hitam dalam berkalbunya, jika beristigfar dan bertobat, hatinya kembali cemerlang, jika dosanya bertambah, bertambah pula titik hitam tersebut sehingga menutupi hatinya, itulah Ar-Ron” yang disebut oleh Allah dalam firmanya. ( Akan tetapi hati mereka telah menjadi karatan
disebabkan perbuatan yang mereka lakukan )  ( HR. Ibnu Majah ). Dalam hadist yang lain Rasulullah bersabda:  Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa dan pada harta kalian akan tetapi Allah melihat pada hati dan perbuatan kalian (HR. Muslim).
3.      Menganggap remeh akan dosa – dosa. Rasulullah bersabda :
Sesungguhnya seorang mukmin dalam melihat dosanya, bagaikan seorang yang duduk di bawah gunung yang takut akan kejatuhan sesuatu, dan seorang pendosa dalam melihat dosanya, bagaikan lalat yang hinggap dimukanya, kemudian di usir begitu saja. HR. Bukhori.
4.      Tidak bisa menerima nasehat. Allah berfirman: Maka jika mereka tidak menjawab  (tantanganmu), ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka ( belaka ). Dan siapakaya  yang lebih sesat dari pada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk  kepada orang – orang yang Zalim. ( QS. 28:50 )
5.      Tidak mendapatkan hidayah pada jalan yang benar. Allah berfirman:
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhanya,dan Allah membiarkan sesat berdasarkan ilmunya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakan tutupan atas penglihatanya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah ( membiarkanya sesat ). Maka kenapa kamu tidak mengambil pelajaran?  (QS. 45:23 )
6.      Menyesatkan orang lain. Allah berfirman: Mengapa kamu tidak mau memakan ( binatang – binatang  yang halal ) yang di sebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang di haramkanya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan ( dari manusia ) benar – benar hendak  menyesatkan ( orang lain ) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, dialah yang lebih mengetahui orang – orang yang melampaui batas. ( QS. 6: 119 ).
7.      Masuk Neraka. Allah berfirman: adanya orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal ( nya ).
4.      Cara mengatasi hawa nafsu
  1. Menyadari akan dampak mengikuti hawa nafsu.
  2. Menjahui orang – orang  yang suka mengikuti hawa nafsu.
  3. Mengokohkan ma’rifatullah.
  4. Mengenal biografi orang – orang yang suka mengikuti hawa nafsu dan akhir dari perjalanan hidupnya.
  5. Mengenal biografi orang – orang yang sholeh.
  6. Waspada agar tidak hanyut dengan dunia.
  7. Berlindung pada Allah.
  8. Mujahadatun-nasf  dan menyadari bahwa kebahagiaan dan ketenangan adalah dengan mengikuti yang di syariatkan. Allah berfirman: “
Turunlah kamu berdua dari surga bersama – sama sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripadaku, lalu barang siapa yang mengikut petunjukku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. ( QS. 20:123 ).
Semoga kita menjadi seorang Muslim yang mampu mengendalikan hawa nafsu dan mengarahkannya sesuai ridlo Allah.
Oleh : Mulya Setyawan

0 comments:

Post a Comment